Langsung ke konten utama

Unggulan

SUKA DUKA MENJADI PRAJURIT

  SUKA DUKA MENJADI PRAJURIT      Menjadi prajurit TNI memang tidak mudah. Selain diwajibkan memiliki ketrampilan militer dan disiplin tinggi, kami juga harus siap untuk ditugaskan di manapun. Baik itu ke daerah konflik ataupun ke daerah pinggiran Indonesia untuk menjaga perbatasan wilayah Republik kita.      Terutamanya prajurit penjaga perbatasan Indonesia. Selain fisik, kami juga harus menyiapkan mental  dengan matang untuk dapat melalui tantangan yang ada saat menjalankan tugasnya. Saat ini dirasakan Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider 712/Wiratama, yang saat ini bertugas di wilayah perbatasan RI-Philipina.      Jauh dari Keluarga Ini adalah hal yang pasti akan dialami oleh para prajurit TNI, di mana kami harus bertugas ke luar dan berpisah jauh dari keluarga Kami. Hal yang sama juga dihadapi oleh para prajurit yang akan bertugas sebagai penjaga perbatasan. Namun bagi Kami, tantangannya bukan hanya itu saja. Selain harus berpisah dengan keluarga terkasih dalam waktu yang cu

Suka duka mengikuti Penataran PDE TA 2022

SUKA DUKA PENATARAN PDE TA 2022



    Suka duka dalam mengikuti penataran PDE TA 2022 sangatlah banyak,baik itu dirasakan oleh diri pribadi maupun rekan-rekan peserta penataran yang lain. Dan rasa seperti itu sangat manusiawi bagi masing-masing peserta.

    Rasa suka yang dialami oleh saya sendiri adalah menemukan pengalaman baru,hal-hal baru, rekan-rekan baru, tempat yang baru dan karena penataran akhirnya saya bisa berada di Kota Jakarta yang selama ini saya sendiri tidak pernah bermimpi untuk bisa berada di Jakarta.

    Selama saya berdinas sendiri belum pernah melihat bukti sejarah negara kita yakni lubang buaya dimana tempat atau saksi sejarah penghianatan dari PKI terhadap negara Indonesia dengan menculik 7 Jenderal TNI AD. dan semua Jenderal tersebut disiksa dan dimasukan ke dalam lubang buaya yang sangat sempit. saya sendiri sangat bangga akan hal tersebut,karena bisa mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Indonesia dan saya sendiri tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikiran untuk bisa datang. tetapi dengan adanya penatara pengolahan data elektronik yang diselenggarakan Disinfolahtad,sehingga saya bisa mengunjungi situs bersejarah tersebut.

    Sedangkan dukanya adalah bagi kami yang sudah berkeluarga merasakan jauh dari keluarga, jauh dengan istri dan anak-anak kita. Sehingga kami hanya mengandalkan video call jika berkomunikasi dengan keluarga. Melepas rindu dengan video call,bisa berkomunikasi dengan istri dan anak-anak yang mengobati rasa rindu kita dalam mengikuti penataran di Pengolahan Data Elektronik di Jakarta.

    Tapi dari semuanya itu ada kebanggaan tersendiri dalam diri karena bisa mengikuti penataran meski hanya 3 minggu, untuk dapat menerima ilmu dari Gumil. Terima kasih.


KENANGAN DI PERJALANAN








Komentar

Postingan Populer